Jumat, 20 April 2012

MAKALAH 
TENTANG 
ALAT KONTRASEPSI IUD (INTRA UTERINE DEVICE)
[Image]



                                                                                                 



Disusun Oleh :TRIANA NOVIYANTIKELAS 2D/10154010165
AKADEMI KEBIDANAN NGUDIA HUSADA MADURA 2011-2012


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Berdasarkan data dari SDKI 2002 – 2003, angka pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR) mengalami peningkatan dari 57,4% pada tahun 1997 menjadi 60,3% pada tahun 2003. Pada 2015 jumlah penduduk Indonesia hanya mencapai 255,5 juta jiwa. Namun, jika terjadi penurunan angka satu persen saja, jumlah penduduk mencapai 264,4 juta jiwa atau lebih. Sedangkan jika pelayanan KB bisa ditingkatkan dengan kenaikan CPR 1%, penduduk negeri ini sekitar 237,8 juta jiwa (Kusumaningrum, 2009).Pada awal tahun 70-an seorang wanita di Indonesia rata-rata memiliki 5,6 anak selama masa reproduksinya. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan angka TFR (Total Fertility Rate) pada periode 2002 sebesar 2,6 artinya potensi rata–rata kelahiran oleh wanita usia subur berjumlah 2-3 anak. Pada tahun 2007, angka TFR stagnan pada 2,6 anak. Sekarang ini di samping keluarga muda yang ketat membatasi anak, banyak pula yang tidak mau menggunakan KB dengan alasan masing-masing seperti anggapan banyak anak banyak rezeki. Artinya ada dua pandangan yang berseberangan, yang akan berpengaruh pada keturunan atau jumlah anak masing-masing (Kusumaningrum, 2009). Menurut SDKI 2002-2003 Pada tahun 2003, kontrasepsi yang banyak digunakan adalah metode suntikan (49,1 persen), pil (23,3 persen), IUD/spiral (10,9 persen), implant (7,6 persen), MOW (6,5 persen), kondom (1,6 persen), dan MOP (0,7 persen) (Kusumaningrum, 2009). Alat kontrasepsi sangat berguna sekali dalam program KB namun perlu diketahui bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang. Untuk itu, setiap pribadi harus bisa memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya. Pelayanan kontrasepsi (PK) adalah salah satu jenis pelayanan KB yang tersedia. Sebagian besar akseptor KB memilih dan membayar sendiri berbagai macam metode kontrasepsi yang tersedia. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor metode kontrasepsi (efektivitas, efek samping, biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-beda.
            Strategi peningkatan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD, terlihat kurang berhasil, yang terbukti dengan jumlah peserta KB IUD yang terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data BKKBN Provinsi Jawa Tengah, jumlah peserta KB IUD terus menurun dari tahun 2004 yakni 552.233 menjadi 529.805 pada tahun 2005, dan 498.366 pada tahun 2006. Dalam perkembangannya pemakaian IUD memang cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun (Imbarwati, 2009). Berdasarkan data di atas, IUD merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi yang menjadi alternative pilihan bagi masyarakat yang ingin ber-KB. Oleh karena itu penulis tertarik menyusun makalah tentang kontrasepsi IntraUterine Device (IUD).B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah:
1. Apa definisi kontrasepsi Intrauterine Device?
2. Apa saja jenis-jenis kontrasepsi IUD?
3. Apa kelebihan dan kekurangan alat kontrasepsi IUD?
4. Apa efek samping dan kontara indikasi KB IUD?
5. Bagaimana cara pemasangan IUD?C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui alat kontrasepsi IUD
2. Mengetahui cara kerja, kelebihan, kelemahan dan kontra indikasi IUD
3. Mengetahui cara kerja dan penggunaan/pemasangan IUD.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian KontrasepsiKontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma. Pelayanan kontrasepsi (PK) merupakan salah satu komponen dalam pelayanan kependudukan/KB. Selain Pelayanan kontrasepsi (PK) juga terdapat komponen pelayanan kependudukan/KB lainnya seperti komunikasi dan edukasi (KIE), konseling, pelayanan infertilitas, pendidikan seks (sex education), konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan, konsultasi genetik, tes keganasan dan adopsi (Kusumaningrum, 2009).Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua klien karena masing-masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan individual bagi setiap klien. Namun secara umum persyaratan metode kontrasepsi ideal adalah sebagai berikut:
a. Aman, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat jika digunakan.
b. Berdaya guna, dalam arti jika digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah kehamilan.
c. Dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan budaya di masyarakat.
d. Terjangkau harganya oleh masyarakat.
e. Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, klien akan segera kembali kesuburannya, kecuali untuk kontrasepsi mantap (Kusumaningrum, 2009).Macam-macam metode kontrasepsi
1. Metode Sederhana
Kontrasepsi sederhana tanpa alat dapat dengan senggama terputus dan pantang berkala. Sedangkan kontrasepsi dengan alat/obat salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan kondom (Kusumaningrum, 2009).
2. Metode Modern/Efektif
a. Kontrasepsi Hormonal
• Peroral: Pil
• Injeksi / suntikan
• Subcutis: Implant (alat kontrasepsi bawah kulit = AKBK)
b. Intra Uterine Devices (IUD, AKDR)
c. Kontrasepsi Mantap
• Pada wanita: Penyinaran, Operatif (Medis Operatif Wanita/MOW), penyumbatan tuba fallopi secara mekanis.
• Pada pria: Operatif (Medis Operatif Pria/MOP), Penyumbatan vas deferens secara mekanis, penyumbatan vas deferens secara kimiawi (Kusumaningrum, 2009).Berdasarkan lama efektivitasnya, kontrasepsi dapat dibagi menjadi :
a. MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam kategori ini adalah jenis susuk/implant, IUD, MOP, dan MOW.b. Non MKJP (Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam kategori ini adalah kondom, pil, suntik, dan metode-metode lain selain metode yang termasuk dalam MKJP (Kusumaningrum, 2009).B. Definisi IUDIntra Uterine device (IUD) adalah alat kecil berbentuk-T terbuat dari plastik dengan bagian bawahnya terdapat tali halus yang juga terbuat dari plastik. Sesuai dengan namanya IUD dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan. Pemasangan bisa dengan rawat jalan dan biasanya akan tetap terus berada dalam rahim sampai dikeluarkan lagi. IUD mencegah sperma tidak bertemu dengan sel telur dengan cara merubah lapisan dalam rahim menjadi sulit ditempuh oleh sperma (Kusmarjadi, 2010). Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR / IUD ) merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif bila dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari plastik elastik, dililit tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya sprematozoa/sel mani ke dalam saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh tenaga medis (dokter atau bidan terlatih), dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi namun tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi menular seksual (Imbarwati, 2009).IUD yaitu alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim dan menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi (ILUNI FKUI, 2010). AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra-Uterine Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan bisa dilepaskan setiap saat bila klien berkeinginan untuk mempunyai anak. AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur (Kusumaningrum, 2009).C. Jenis-jenis 
       Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah :a. Copper-T IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik (Imbarwati, 2009).b. Copper-7IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T (Imbarwati, 2009).c. Multi loadIUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini (Imbarwati, 2009).d. Lippes loopIUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastic (Imbarwati, 2009).Spiral bisa bertahan dalam rahim dan menghambat pembuahan sampai 10 tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti. Bahan spiral yang paling umum digunakan adalah plastic atau plastic bercampur tembaga. Terdapat dua jenis IUD yaitu IUD dengan tembaga dan IUD dengan hormon (dikenal dengan IUS = Intrauterine System). IUD tembaga (copper) melepaskan partikel tembaga untuk mencegah kehamilan sedangkan IUS melepaskan hormon progestin (Kusmarjadi, 2010). Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat (ILUNI FKUI, 2010).D. Cara kerja IUD
Cara kerja kontrasepasi spiral yaitu:
• Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
• Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
• Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
• AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi (Muhammad, 2008).E. Kelemahan dan kelebihan
Intra uterine devise (IUD) memiliki keuntungan yaitu:
• Sangat efektif mencegah kehamilan, sekali pakai terus berfungsi sampai dibuka
• Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan)
• Pencegahan kehamilan untuk jangka yang panjang sampai 5-10 tahun
• Tidak mempengaruhi hubungan seksual
• Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
• Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
• Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
• Dapat digunakan sampai menopouse
• Tidak ada interaksi dengan obat-obat
• Membantu mencegah kehamilan ektopik
• Relatif tidak mahal
• Nyaman (tidak perlu diingat-ingat seperti jika memakai pil)
• Dapat dibuka kapan saja (oleh dokter)
• Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
• Segera berfungsi (AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan)
• Efek samping yang rendah
• Dapat menyusui dengan aman
• Tidak dirasakan oleh pemakai ataupun pasangannya (Kusmarjadi, 2010).
• Sangat efektif (0,5 – 1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian selama satu tahun)
• Tidak terganggu faktor lupa
• Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan menggunakan Tembaga T 380A)
• Mengurangi kunjungan ke klinik
• Lebih murah dari pil dalam jangka panjang (Kusumaningrum, 2009).IUD BAIK UNTUK WANITA YANG:
• Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektifitas yang tinggi, dan jangka panjang
• Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
• Memberikan ASI
• Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
• Berada dalam masa pasca aborsi
• Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
• Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
• Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang memang tidak boleh menggunakannya.
• Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat (Kusumaningrum, 2009).KELEMAHAN KONTRASEPSI IUD YAITU:
• Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi menular
• Efek samping umum terjadi perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
• Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
• Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
• Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
• Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas
• Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR
• Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari
• Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas (Muhammad, 2008).
• Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)
• Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu (Imbarwati, 2009).
Sedangkan efeknya antara lain rasa kram dan sakit pinggang sesaat sampai beberapa jam setelah pemasangan. Beberapa wanita mengalami perdarahan ringan dan nyeri sampai beberapa minggu setelah pemasangan. Kadang haid bisa banyak pada IUD tembaga (Kusmarjadi, 2010).
Spiral tidak melindungi dari berbagai penyakit yang menular melalui hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. Bukan hanya itu saja, spiral akan memperparah penyakit Anda, menyebabkan komplikasi-komplikasi serius, seperti radang mulut rahim yang bisa membuat Anda kehilangan kesuburan (mandul) (Zahra, 2008).
Penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL).
d. Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.
e. Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang tidak dilindungi (Imbarwati, 2009).
Kelemahan dari penggunaan IUD adalah perlunya kontrol kembali untuk memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu. Waktu kontrol IUD yang harus diperhatikan adalah :
a. 1 bulan pasca pemasangan
b. 3 bulan kemudian
c. setiap 6 bulan berikutnya
d. bila terlambat haid 1 minggu
e. perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya (Imbarwati, 2009). F. Efek sampingSeminggu pertama, mungkin ada pendarahan kecil. Ada perempuan-perempuan pemakai spiral yang mengalami perubahan haid, menjadi lebih ‘berat’ dan lebih lama, bahkan lebih menyakitkan. Tetapi biasanya semua gejala ini akan lenyap dengan sendirinya sesudah 3 bulan (Zahra, 2008). Perdarahan dan kram selama minggu-minggu pertama setelah pemasangan. Kadang-kadang ditemukan keputihan yang bertambah banyak. Disamping itu pada saat berhubungan (senggama) terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya. Pemasangan IUD mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman dan dihubungkan dengan resiko infeksi rahim (Kusumaningrum, 2009). Masalah kesehatan yang paling berbahaya akibat pemakaian spiral adalah terjadinya radang mulut rahim. Kebanyakan ini terjadi pada masa 3 bulan pertama, tetapi umumnya bukan akibat spiral itu sendiri. Pada penderitanya sudah terkena infeksi ketika spiral dipasang. Inilah sebabnya Anda harus memeriksakan kondisi seputar vagina dan rahim sebelum memasang spiral, sehingga jika ada tanda-tanda infeksi pemasangan spiral bisa dibatalkan. Jika kondisi mulut rahim biasa-biasa saja tapi tak urung Anda terkena radang juga, barangkali pemasang spiral (perawat, bidan, dokter, atau siapa saja di pos pelayanan KB atau puskesmas) tidak memasang spiral dalam kondisi steril atau benar-benar bersih dan aman. Hati-hatilah memilih di mana saja atau pada siapa meminta layanan ini (Zahra, 2008).
G. Kontra indikasi
Wanita yang boleh menggunakan kontrasepsi IUD yaitu:
• Usia reproduktif
• Keadaan nulipara
• Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
• Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
• Setelah melahirkan dan tidak menyusui
• Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
• Risiko rendah dari IMS
• Tidak menghendaki metoda hormonal
• Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
• Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 - 5 hari senggama
• Perokok
• Gemuk ataupun kurus (Muhammad, 2008).
Jangan memakai spiral jika:
• sedang hamil atau kemungkinan hamil
• berisiko tinggi terkena penyakit yang menular lewat hubungan seks (bila mempunyai pasangan seksual lebih dari satu, atau bila suami/pasangan punya pasangan lain)
• pernah mengalami infeksi saluran peranakan atau rahim, atau infeksi sesudah persalinan/sesudah aborsi
• pernah hamil di luar rahim (hamil dalam saluran fallopian)
• Mendapat haid yang “berat” (darah yang keluar sangat banyak) diserat rasa sakit yang hebat
• sangat kekurangan darah merah (anemia)
• belum pernah hamil (Zahra, 2008).KONTRA INDIKASI WANITA PENGGUNA KONTRASEPSI IUD YAITU:
• Hamil atau diduga hamil
• Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit kelamin
• Pernah menderita radang rongga panggul
• Penderita perdarahan pervaginam yang abnormal
• Riwayat kehamilan ektopik
• Penderita kanker alat kelamin (Kusumaningrum, 2009).
Kondisi dimana seorang wanita tidak seharusnya menggunakan IUD adalah :
• Kehamilan
• Sepsis
• Aborsi postseptik dalam waktu dekat
• Abnormalitas anatomi yang mengganggu rongga rahim
• Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya
• Penyakit tropoblastik ganas
• Kanker leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium
• Penyakit radang panggul
• PMS (premenstrual syndrome) 3 bulan terakhir dan imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh)
• TBC panggul (ILUNI FKUI, 2010).Wanita yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah:
• Sedang hamil
• Perdarahan vagina yang tidak diketahui
• Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
• Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik
• Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri
• Penyakit trofoblas yang ganas
• Diketahui menderita TBC pelvik
• Kanker alat genital
• Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Muhammad, 2008).
H. CARA PENGGUNAAN ATAU PEMASANGANIUD dapat dipasang kapan saja selama periode menstruasi bila wanita tersebut tidak hamil. Untuk wanita setelah melahirkan, pemasangan IUD segera (10 menit setelah pengeluaran plasenta) dapat mencegah mudah copotnya IUD. IUD juga dapat dipasang 4 minggu setelah melahirkan tanpa faktor risiko perforasi (robeknya rahim). Untuk wanita menyusui, IUD dengan progestin sebaiknya tidak dipakai sampai 6 bulan setelah melahirkan. IUD juga dapat dipasang segera setelah abortus spontan triwulan pertama, tetapi direkomendasikan untuk ditunda sampai involusi komplit setelah triwulan kedua abortus. Setelah IUD dipasang, seorang wanita harus dapat mengecek benang IUD setiap habis menstruasi (ILUNI FKUI, 2010).Prosedur Kerja Pemasangan IUD
Kebijaksanaan :
1) Petugas harus siap ditempat.
2) Harus ada permintaan dan persetujuan dari calon peserta.
3) Ruang pemeriksaan yang tertutup, bersih, dan cukup ventilasi.
4) Alat-alat yang tersedia :
a. Gyn bed
b. Timbangan berat badan
c. Tensimeter dan stetoskop
d. IUD set steril
e. Bengkok
f. Lampu
g. Kartu KB (kl, K IV)
h. Buku-buku administrasi dan registrasi KB
i. Meja dengan duk steril
• Sym speculum
• Sonde rahim
• Lidi kipas dan kapas first aid secukupnya.
• Busi / dilatator hegar
• Kogel tang
• Pincet dan gunting
LANGKAH-LANGKAH :
1) Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan,
efek samping dan cara menanggulangi efek samping.
2) Melaksanakan anamnese umum, keluarga, media dan kebidanan.
3) Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan,
mengukur tensimeter.
4) Mempersilakan calon peserta untuk mengosongkan kandung
kemih.
5) Siapkan alat-alat yang diperlukan.
6) Mempersilakan calon peserta untuk berbaring di bed gynaecologi
dengan posisi Lithotomi.
7) Petugas cuci tangan
8) Pakai sarung tangan kanan dan kiri
9) Bersihkan vagina dengan kapas first aid
10) Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan
posisi uterus.
11) Pasang speculum sym.
12) Gunakan kogel tang untuk menjepit cervix.
13) Masukkan sonde dalam rahim untuk menentukan ukuran, posisi
dan bentuk rahim.
14) Inserter yang telah berisi AKDR dimasukkan perlahan-lahan ke
dalam rongga rahim, kemudian plugger di dorong sehingga AKDR
masuk ke dalam inserter dikeluarkan.
15) Gunting AKDR sehingga panjang benang ± 5 cm
16) Speculum sym dilepas dan benang AKDR di dorong ke samping
mulut rahim.
17) Peserta dirapikan dan dipersilakan berbaring ± 5 menit
18) Alat-alat dibersihkan
19) Petugas cuci tangan
20) Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin terjadi / dialami setelah pemasangan AKDR dan kapan harus kontrol
21) Membuat nota pelayanan
22) Menyerahkan nota pelayanan kepada peserta untuk diteruskan ke bagian administrasi pelayanan.
23) Mencatat data pelayanan dalam kartu dan buku catatan untuk
dilaporkan ke bagian Rekam Medik (Imbarwati, 2009).
CATATAN :
a. Bila pada waktu pamasangan terasa ada obstruksi, jangan dipaksa (hentikan) konsultasi dengan dokter.
b. Bila sonde masuk ke dalam uterus dan bila fundus uteri tidak terasa, kemungkinan terjadi perforasi, keluarkan sonde, dan konsultasikan ke dokter.
c. Keluarkan sonde dan lihat batas cairan lendir atau darah, ini adalah panjang rongga uterus. Ukuran normal 6 – 7 cm.
d. Bila ukuran uterus kurang dari 5 cm atau lebih dari 9 cm jangan dipasang (Imbarwati, 2009).Prosedur Pencabutan IUD
• Tujuan umum :
Agar pasien yang akan melepas AKDR mendapat pelayanan yang cepat, puas, dan sesuai dengan kebutuhan.
• Tujuan khusus :
Mempersiapkan ibu agar cepat mengenal efek samping dilepaskan AKDR.KEBIJAKSANAAN :
1) Petugas harus siap ditempat
2) Harus ada permintaan dan persetujuan dari calon peserta.
3) Ruang pemeriksaan yang tertutup, bersih, dan cukup ventilasi.
4)Alat-alat yang harus tersedia lengkap sesuai dengan standart yang ditentukan :
a. Meja dengan alas duk steril.
b. Sarung tangan kanan dan kiri
c. Lidi kapas, kapas first aid secukupnya.
d. Cocor bebek / speculum
e. Tampon tang.
f. Tutup duk steril
g. Bengkok
h. Lampu
i. Timbangan berat badan
j. Tensimeter dan
k. Stetoskop
Langkah-langkah :
1) Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan, efek samping dan cara menanggulangi efek samping.
2) Melaksanakan anamnese umum, keluarga, media dan kebidanan.
3) Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan, mengukur tensimeter.
4) Siapkan alat-alat yang diperlukan.
5) Mempersilakan calon peserta untuk berbaring di bed gynaecologi dengan posisi Lithomi.
6) Bersihkan vagina dengan lysol
7)Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan dan posisi uterus.
8) Pasang speculum sym.
9) Mencari benang IUD kemudian dilepas dengan tampon tang
10) Setelah IUD berhasil dilepas, alat-alat dibereskan.
11) Pasien dirapikan kembali
12) Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin
terjadi / dialami setelah AKDR dilepas dan kapan harus kontrol
13) Menyerahkan nota pelayanan dan menerima pembayaran sesuai
dengan nota
14) Mencatat data pelayanan dalam kartu dan buku catatan, register KB untuk dilaporkan ke bagian Rekam Medik (Imbarwati, 2009).


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN            Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua klien karena masing-masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan individual bagi setiap klien. IUD yaitu alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim dan menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi (ILUNI FKUI, 2010). AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra-Uterine Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan bisa dilepaskan setiap saat bila klien berkeinginan untuk mempunyai anak. AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur
B. SARANBila Anda ingin menghentikan pemakaian spiral, segera kunjungi pekerja kesehatan yang memasangnya, atau yang terlatih. Jangan mencoba mencopot spiral sendiri di rumah. (ditambah lagi yooo)


DAFTAR PUSTAKA·      Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD Pada Peserta KB Non IUD ·      Di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf (Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).·      ILUNI FKUI. 2010. Keluarga Berencana (KB).http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/120/keluarga-berencana--kb-( Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).·      Kusmarjadi, Didi. 2010. KB IUD (=Intrauterine divece). http://www.drdidispog.com/2010/02/kb-iud-intrauterine-device.html (Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).·      Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
pada Pasangan Usia Subur. http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf (Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).·      Muhammad. 2008. Alat Kontrasepsi untuk Wanita (Contraseptive for Female).http:\IUD\IUD.mht.Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (IUD) (Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).Zahra. 2008. KB Spiral. http://sekarlove.multiply.com/reviews/item/2 (Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).

Kamis, 19 April 2012

metode puisi


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.      Kajian Tentang Pembelajaran Kontekstual Model Peranan Eksplorasi Pustaka
B.       Kajian Tentang Keterampilan Menulis Puisi
1.                Keterampilan menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Dengan menulis dapat mengungkapkan suatu perasaan, ide, dan gagasan yang dimiliki oleh siswa. Menulis merupakan suatu alat untuk berkomunikasi seseorang kepada orang lain. Menulis adalah melahirkan pikiranatau perasaan dengan menggunakan tulisan (Purwodarminto, KBBI: 2002).
Sedangkan Akhadiah (2002: 9) menyatakan pendapatnya bahwa menulis adalah suatu ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan alat – alat penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca.
Gorys Keraf dalam Asteria Denis (2008: 4) berpendapat bahwa menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide ke dalam bentuk lambang – lambang bahasa grafis. Menulis dilakukan untuk keperluan mencatat dalambentuk kata – kata dan komunikasi. Dalam kegiatan menulis ini, maka penulisharuslah memanfaatkan struktur bahasa dan kosakata. Keterampilan menulis menurut Byrne dalam St.Y.Slamet (2007: 141) pada hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol – simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata –kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilanmenulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulismelalui kalimat – kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas, sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengungkapkan suatu ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman – pengalaman hidupnya ke dalam bahasa tulis melalui suatu kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas, serta dengan aturan dan tanda baca yang jelas supaya dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan seperti halnya ketiga keterampilan berbahasa lainnya seperti menyimak, membaca, dan berbicara. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis melainkan harus melalui suatu latihan dan praktik yang banyak dan secara teratur.
Sehubungan dengan kompleksnya kegiatan yang diperlukan untuk keterampilan menulis, menulis harus dipelajari atau diperoleh melalui proses belajar dan berlatih dengan sungguh – sungguh.
Mengingat pentingnya keterampilan menulis tersebut dan manfaatnya bagi hari depan untuk para siswa, apalagi dalam era informasi yang serba cepat ini, bahasa sebagai informasi tulis, pemerintah melalui lembaga pendidikan dasar sampai perguruan tinggi mewajibkan para peserta didik untuk memiliki keterampilan menulis dengan baik.
2.         Keterampilan Menulis Puisi
       Menulis puisi merupakan kegiatan untuk melahirkan dan mengungkapkan perasaan, ide,     gagasan dalam bentuk tertulis dengan memperhatikan diksi,(pilihan kata), bentuk dan bunyi serta ditata seara cermat sehingga mengandung makna khusus sesuai dengan kondisi diri penulis dan lingkungan sosial yang ada di sekitarnya.
       Saini (1993:153) menyatakan bahwa menulis puisi dapat membuat seseorang menggunakan kata-kata secara konotatif, menyusun irama dan bunyi,menyususn baris-baris dan bait-bait dengan memperhatikan pengilangan serta tipografi yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan.Pedoman menulis puisi menurut Saini (1993:154) adalah penyair pemula (siswa) berusaha sebaik-baiknya menuliskan apa yang ada dalam hatinya dengan jelas dan kongkrit.Artinya, apa yang ditulis harus jelas bagi dirinya sehingga jelas pula agi orang lain.Apabila puisi yang ditulis siswa jelas, pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dipahami oleh penikmat puisi.
      3. Tujuan dan Manfaat Menulis Puisi
            Setiap hal yang kita lakukan, pasti memiliki tujuan. Sebab, akan sia-sia jika melakukan sesuatu tanpa tujuan. Berikut ini tujuan dan manfaat karya sastra, termasuk puisi, menurut beberapa filsuf Yunani Kuno.
a.      Menyenangkan dan berguna
Dulce et utile, itulah dalil Horatius. Dulce et untile berarti menyenangkan dan berguna. Karya sastra dianggap menyenangkan karena dapat memberikan kenikmatan dan penghiburan, serta berguna karena mampu memberikan manfaat yang lebih serius, misalnya, memberikan inspirasi dan penyadaran yang dapat mengubah pola piker seseorang dalam menyikapi suatu permasalan.
b.      “Mencuci” Emosi
Aristoteles mengungkapkan bahwa karya sastra dapat berfungsi sebagai katharsis. Artinya, mampu “mencuci” emosi. Selain itu, juga mampu melepaskan ketegangan jiwa serta membebaskan kesedihan atau tekanan perasaan, baik bagi pencipta maupun bagi penikmatnya.
c.       Santapan Jiwa
Plato berpendapat bahwa tema-tema karya sastra, seperti komedi dan tragedy, dapat dianggap sebagai santapan jiwa yang mampu merangsang emosi manusia. Selain itu menulis dan membaca puisi yang bermutu dapat memperkaya pengalaman batin kita.



4.        Mengatasi Kendala dalam Menulis Puisi
            Setiap kesuksesan harus diraih dengan kerja keras, termasuk mengatasi setiap kendala yang menghadang. Saat kita ingin menulis puisi, pasti ada kendala yang kita ketemui, bahkan pada saat baru mulai.

  1. Beberapa kendala yang bersumber dari orang lain.
Ø  Diolok-olok
Saat kita menul;is puisi dan hal itu diketahui oleh orang lain, bermacam-macam tanggapan yang mungkin mereka sampaikan. Tanggapan tersebut ada yang baik, namun ada yang berakibat buruk. Misalnya, kita dianggap sok puitis atau sok romantis, kurang kerjaan, dan hanya membuang waktu.
Ø  Lingkungan yang tidak mendukung
Selain mengolok-olok, orang lain juga dapat menjadi kendala tanpa mereka sadari. Misalnya, lingkungan yang terlau berisik, sehingga kita sulit berkosentrasi. Sebaiknya, anda membiasakan diri untuk menulis puisi di mana pun, dan bagaimana pun situasinya.
  1. Beberapa kendala yang bersumber dari diri sendiri
Ø  Merasa tidak berbakat
Banyak orang yang beranggapan bakat itu tidak ada. Kerja keraslah yang menentukan kita berhasil atau tidak. Kegagalan adalah sukses yang tertunda. Terserah, Anda percaya atau tidak. Jangan menyerah sebelum mencoba dan jangan menyerah setelah mencoba namun gagal. Pokoknya, jangan menyerah.
Ø  Tidak percaya diri
Olok-olok yang dilontarkan oleh orang lain dapat membuat kita menjadi malu, tidak percaya diri, dan enggan untuk menulis puisi lagi. Namun, lebih baik anda mencoba menerangkan kepada mereka tentang manfaat menulis puisi. Atau, tulislah sebuah puisi yang indah untuk mereka. Semoga mereka tertarik untuk ikut menulis puisi.
Ø  Tidak disiplin
Sering kali, kita merasa terlalu sibuk sehinggamerasa tidak sempat melakukan hal-hal yang kita sukai, termasuk menulis puisi. Padahal, relaksi itu perlu, untuk menyegarkan jiwa dan raga. Sebenarnya, kuncinya adalah disiplin. Sesibuk apapun, kita sempatkan diri untuk menulis puisi. Sehari satu puisi, atau hanya satu baris, tidak apa-apa. Yang penting, jangan malas dan mudah merasa bosan.
5.      Pengertian puisi
            Menurut Wirjosoedarmono (Pradopo, 1990:5), puisi biasa didefinisikan sebagai karangan yang terikat. Misalnya dikemukakan Wirjosoedarmono tersebut, puisi itu karangan yang terikat oleh banyak baris dalam tiap bait, banyak kata dalam tiap baris, banyak suku kata dalam tiap baris, rima, dan irama.
            Bagi Sapardi (Ebo, 2003:69-70), Puisi adalah keterampilan berbahasa, seni berkata-kata yang paling canggih. Di dalam puisi, setiap kata adalah sesuatu yang bermakna. Tidak ada yang mubazir dari apa yang dituliskan oleh penyair. Di situ letak keutuhannya, yaitu kelebihan puisi disbanding bahasa biasa atau karya sastra lainya.
            Lebih lanjut, Sapardi mengungkapkan bahwa puisi merupakan sebentuk cara untuk mengungkapkan sebentuk cara untuk mengungkapkan sesuatu yang banyak dengan cara yang paling sedikit. Bagaimana cara inilah yang menyebabkan tidak setiap orang mampu melakukannya. Di situ dibutuhkan kreativitas yang keterampilannya harus dilatih dan dapat membutuhkan waktu yang lama.

6.    Unsur-Unsur Puisi
            Setiap manusia pasti memiliki cirri-ciri tertentu yang membedakannya dari orang lain. Berdasarkan cirri-ciri tersebut, seseorang dapat mudah dikenali oleh orang lain.
            Demikian juga dengan puisi, memiliki ciri atau unsur-unsur yang khas. Unsur tersebut akan memudahkan kita mengenali sebuah puisi.
            Herman J. Waluyo (2000) Membagi unsur-unsur puisi ke dalam cirri-ciri kebahasaan puisi dan hal yang diungkapkan penyair. Menurut Waluyo, ciri-ciri kebahasaan puisi terdri atas pemadatan bahasa, pemilihan kata khas, kata kongret, pengimajian, irama (ritme), dan tata wajah. Sedangkan hal yang diungkapkan penyair dalam terdiri atas tema puisi, nada, dan suasana puisi, perasaan dalam puisi, serta amanat puisi.
7.     Ciri-ciri Kebahasaan Puisi
Ø  Pemadatan bahasa
Sebuah puisi bukan hanya sekedar deretan kata-kata yang tidak berarti, yang disusun menjadi kalimat dan paragraph. Bahasa puisi adalah bahasa yang dipadatkan sedemikian rupa oleh penulisnya. Hal itu membuat kata-kata dalam puisi seakan bernyawa sehingga mampu menyihit pembaca. Selain itu, Pemadatan bahasa juga membuat puisi kaya akan makna sehingga wajar saja jika timbul beribu tafsir untuk sebuah puisi.
Ø  Pemilihan Kata Khas
Penyair dapat diibaratkan seperti seorang koki yang sedang meramu bumbu-bumbu agar dapat menghasilkan masakan yang lezat. Bagi penyair, bumbu-bumbu tersebut adalah kata-kata yang diramunya, sehingga puisi yang ditulisnyasemakin bermakna.
Saat mencicipi, penyair berusaha mengganti kata-kata yang terasa hambar dengan kata-kata yang lebih segar. Tidak jarang seorang penyair membutuhkan waktu berhari-hari untuk menemukan sebuah kata yang dianggapnya paling pas. Selain itu, umumnya naskah asli sebuah puisi penuh dengan coretan sebab penyair berjuan keras untuk menemukan kata yang mampu mewakili pikiran dan perasaannya. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih kata untuk puisi adalah sebagai berikut:
Ø  Makna kias
Makna kias adalah makna konotasi dari sebuah kata atau frasa. Jadi makna kias hanyalah pencerminan dan bukan makna sesungguhnya. Makna kias banyak digunakan dalam karya sastra, termasuk puisi. Seorang penulis puisi menggunakan makna kias yang imajinatif untuk memperkuat dan memperkaya makna juga membuat puisi semakin indah. Selain itu, makna kias juga memperhalus bahasa.
Ø Lambang
Untuk mendapatkan makna yang lebih kuat dan puitis, Seorang penulis puisi dapat menggunakan lambing, yaitu menganti sebuah benda atau hal dengan benda atau hal lain. Lambang yang digunakan dapat bersifat umum (sudah banyak dikenal), namun dapat juga merupakan ciptaan pribadi seorang penyai. Sebuah lambing yang terdapat pada dua puisi yang berbeda, dapat menimbulkan arti yang berbeda.
Ø  Persamaan bunyi atau rima
Rangkaian kata-kata yang ditulis dalam sebuah puisi haruslah harmonis sehingga terdengar indah dan membuai pembaca. Misalnya, penyair dapat memilih kata-kata yang memiliki persamaan bunyi atau rima. Persamaan bunyi tersebut dapat berada pada baris yang sama maupun antarbaris. Persamaan bunyi yang berulang akan terkesan seperti mantra gaib yang mempunyai daya sihir. Selain itu puisi menjadi lebih mengalir dan puitis.
Ø  Kata konkret
Saat menulis puisi, ada keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara lebih konret atau berwujud. Oleh karena itu, dipilihlah kata-kata yang membuat segala hal terkesan dapat disentuh. Bagi penyair, hal itu dirasa lebih jelas. Namun, akibat lainya adalah pembaca dapat mengalami kesulitan menemukan makna yang ingin disampaikan penyair.
Ø  Pengimajian
Penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya. Pengimajian dapat berupa kata atau rangkaian kata-kata yang memperjelas apa yang ingin disampaikan oleh penyair karena menggugah rasa imajinasi pembaca. Pengimajian dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
a.       Imaji visual, yaitu menampilkan kata atau kata-kata tertentu yang menyebabkan hal-hal yang digambarkan penyair seperti yang dapat dilihat oleh pembaca.
b.       Imaji auditif (pendengaran), yaitu penciptaan ungkapan oleh penyair agar pembaca seolah-olah dapat mendengarkan suara seperti yang digambarkan penyair dalam puisinya.
c.       Imaji taktil (perasaan), yaitu penciptaan ungkapan yang kuat oleh penyair, sehingga mampu mempengaruhi perasaan pembaca. Bahkan, perasaan pembaca dapat larut mengurangi lautan imaji yang ditimbulkan oleh puisi.
Ø  Irama (ritme)
Di dalam puisi sering kita temui adanya pengulangan bunyi, kata, frasa, maupun kalimat. Hal itulah yang dinamakan dengan irama atau ritme. Irama dapat berupa pengulangan yang teratur dari suatu baris puisi sehingga menimbulkan gelombang yang terasa indah, seperti yang banyak terdapat pada puisi-puisi lama.
            Selain itu, irama dapat juga berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang pendek kata yang dilakukan secara berulang-ulang. Tujuan dari pergatian dan pengulangan tersebut adalah untuk menciptakan keidahan gelombang bunyi dari kata-kata yang serupa.
Ø  Tata wajah
Pada saat sekarang, tata wajah atau tipografi puisi semakin beragam. Bahkan sebagian penyair menganggap tata wajah sebagai unsure puisi yang paling penting. Oleh karena itu, sering sekali terjadi inovasi dalam hal tata wajah. Misalnya tata wajah seperti gambar yang berkaitan dengan judul maupun isis puisi.

askeb_masalah nifas dan penanganannya


MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
TENTANG
MASALAH YANG DIHADAPI OLEH IBU NIFAS
DAN CARA MENGATASINYA





                                                                                                                          




Disusun Oleh :
TRIANA NOVIYANTI
KELAS 2D/10154010165

AKADEMI KEBIDANAN
NGUDIA HUSADA MADURA
2011-2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
     Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan yaitu setelah kelahiran plasenta selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.
     Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan. Suhu 38 °C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur peroral sedikitnya empat kali sehari. Istilah infeksi nifas mencakup semua peradangan yangdisebabkan oleh mesuknya kuman-kuman kedalam alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas. Infeksi nifas pada awalnya adalah penyebab kematian maternal yang paling banyak,namun dengan kemajuan ilmu kebidanan terutama pengetahuan tentang sebab-sebab infeksi nifas, pencegahan dan penemuan obat-obat baru dari itulah dapat diminimalisir terjdinya infeksi nifas.
     Dari itulah seorang bidan perlu mengetahui tentang infeksi nifas, mulai dari apa itu infeksi nifas,bagaimana penyebab terjadinya infeksinya,pencegahanya dan pegobatan dari infeksi nifas tersebut. Hal ini ditujukan untuk terwujugnya persalinan yang aman asuhan nifas yang higienis sehingga komplikasi pada masa nifas tidak lagi terjadi.

B.  TUJUAN
v  Tujuan Umum
·      Untuk memenuhi tugas asuhan kebidanan pada ibu nifas,
·      Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam masa nifas dan bagaimana cara mengatasi masalahnya.
v  Tujuan Khusus
·      Untuk mengetahui tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas,
·      Untuk mengetahui dan memperdalam pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas,
·      Untuk mengetahui tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam masa nifas dan bagaimana cara mengatasi masalah,
·      Untuk menambah pengetahuan tentang masalah-masalah pada ibu nifas,
·      Untuk menambah pengetahuan tentang cara mengatasi masalah dalam masa nifas.




BAB II
PEMBAHASAN
I.     PENGERTIAN
a.    Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam minggu (Fairer, Helen, 2001:225)
b.    Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan. Suhu 38 °C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur peroral sedikitnya empat kali sehari.
     Masa Nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira - kira 6 minggu.
Setelah persalinan,terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatkan pembentikan urine untuk mengurangi hemodilusi darah,terjadi beberapa penyerapan bahan tertentu melalui pembuluh darah venasehingga mengalami peningkatan suhu badan sekitar 0,5¬¬C yang bukan merupakan keadaan patologis menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman ke dalam tubuh,sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas.
     Infeksi kala nifas adalah infeksi-perdangan pada semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan kententuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 C tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama 2 hari. Masuknya kuman-kuman dapat terjadi dalam kehamilan,waktu persalinan dan nifas. Hal ini dapat mengakibatkan demam nifas yaitu demam dalam nifas.
II.  JENIS-JENIS INFEKSI
a.    Infeksi pada perineum, vulva, vagina dan serviks
Gejalanya berupa rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi dan kadang-kadang perih bila kencing. Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya tidak berat, suhu sekitar 38°C dan nadi di bawah 100 per menit. Bila luka terinfeksi tertutup oleh jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai 39 – 40°C dengan kadang-kadang disertai menggigil.
b. Endometritis
     Jenis infeksi yang paling sering ialah endometritis. Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen radang terbatas pada endometritium.
Gambaran klinik tergantung jenis dan virulensi kuman, daya tahan penderita, dan derajat trauma pada jalan lahir. Biasanya demam mulai 48 jam postpartum dan bersifat naik turun (remittens). His royan dan lebih nyeri dari biasa dan lebih lama dirasakan. Lochia bertambah banyak, berwarna merah atau coklat dan berbau. Lochia berbau tidak selalu menyertai endometritis sebagai gejala. Sering ada sub involusi. Leucocyt naik antara 15000-30000/mm³.
Kadang-kadang lokia tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiametra dan dapat menyebabkan kenaikan suhu. Uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan dan lembek. Pada endometritis yang tidak meluas, penderita merasa kurang sehat dan nyeri perut pada hari-hari pertama. Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah normal kembali. Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau. Hal ini tidak boleh dianggap infeksinya berat. Malahan infeksi berat kadang-kadang disertai oleh lokia yang sedikit dan tidak berbau.
Sakit kepala, kurang tidur dan kurang nafsu makan dapat mengganggu penderita. Kalau infeksi tidak meluas maka suhu turun dengan berangsur-angsur dan turun pada hari ke 7-10. Pasien sedapatnya diisolasi, tapi bayi boleh terus menyusu pada ibunya. Untuk kelancaran pengaliran lochia, pasien boleh diletakkan dalam letak fowler dan diberi juga uterustonika. Pasien disuruh minum banyak
c.  Septicemia dan piemia
     Kedua-duanya merupakan infeksi berat namun gejala-gejala septicemia lebih mendadak dari piemia. Pada septicemia, dari permulaan penderita sudah sakit dan lemah. Sampai tiga hari postpartum suhu meningkat dengan cepat, biasanya disertai menggigil. Selanjutnya, suhu berkisar antara 39 – 40°C, keadaan umum cepat memburuk, nadi menjadi cepat (140 – 160 kali/menit atau lebih). Penderita meninggal dalam enam sampai tujuh hari postpartum. Jika ia hidup terus, gejala-gejala menjadi seperti piemia.
     Pada piemia, penderita tidak lama postpartum sudah merasa sakit, perut nyeri, dan suhu agak meningkat. Akan tetapi gejala-gejala infeksi umum dengan suhu tinggi serta menggigil terjadi setelah kuman-kuman dengan embolus memasuki peredaran darah umum. Suatu ciri khusus pada piemia ialah berulang-ulang suhu meningkat dengan cepat disertai menggigil, kemudian diikuti oleh turunnya suhu. Ini terjadi pada saat dilepaskannya embolus dari tromboflebitis pelvika. Lambat laun timbul gejala abses pada paru-paru, pneumonia dan pleuritis. Embolus dapat pula menyebabkan abses-abses di beberapa tempat lain.
d.   Parametritis
     Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi beberapa jalan :
Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis.
Penyebaran langsung dari luka pada serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum.
Penyebaran sekunder dari tromboflebitis. Proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar ke atas, dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka.
     Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari seminggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan parametritis. Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala-gejala parametritis menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi secara menetap menjadi naik-turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri. Dalam dua pentiga kasus tidak terjadi pembentukan abses, dan suhu menurun dalam beberapa minggu. Tumor di sebelah uterus mengecil sedikit demi sedikit, dan akhirnya terdapat parametrium yang kaku. Jika terjadi abses, nanah harus dikeluarkan karena selalu ada bahaya bahwa abses mencari jalan ke rongga perut yang menyebabkan peritonitis, ke rektum, atau ke kandung kencing.
e.    Peritonitis
     Peritonitis dapat berasal dari penyebaran melalui pembuluh limfe uterus, parametritis yang meluas ke peritoneum, salpingo-ooforitis meluas ke peritoneum atau langsung sewaktu tindakan perabdominal. Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanjutnya, ada kemungkinan bahwa abses pada sellulitis pelvika mengeluarkan nanahnya ke rongga peritoneum dan menyebabkan peritonitis.
     Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada daerah pelvis. Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis umum. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Pada pelvioperitonitis bisa terdapat pertumbuhan abses. Nanah yang biasanya terkumpul dalam kavum douglas harus dikeluarkan dengan kolpotomia posterior untuk mencegah keluarnya melalui rektum atau kandung kencing.
     Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat patogen dan merupakan penyakit berat. Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita, yang mula-mula kemerah-merahan, menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin; terdapat apa yang dinamakan facies hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi. Peritonitis yang terlokalisir hanya dalam rongga pelvis disebut pelvioperitonitis, bila meluas ke seluruh rongga peritoneum disebut peritonitis umum, dan ini sangat berbahaya yang menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian akibat infeksi.
f. Salpingitis dan ooforitis
Gejala salpingitis dan ooforitis tidak dapat di pisahkan dari pelvio peritonitis.
III.   MASALAH LAIN YANG BIASA DIHADAPI PADA MASA NIFAS
a.    Masalah nyerisebagian wanita mengalami rasa nyeri meskipun persalinan normal 8-60 jam post partum : nyeri pada shymphisis 3-4 hari pertama, nyeri perineum, dysuria, nyeri leher atau punggung dengan ibu mendapat anastesi general bedrest dan pemberian analgesik.
b.    AFTERPAIN (CU)
Ø Penyebab : obat-obatan yang diberikan untuk menghentikan perdarahan dan pemberian ASI.
Ø Cara mengatasi :
·      BAK secara teratur,
·      berbaring tengkurap,
·      mobilisasi,
·       pemberian paracetamol atau acetamenophen kira-kira 1 jam sebelum pemberian ASI.
c.    NYERI PERINEUM
Ø Ibu nifas mengalami nyeri tidak lebih dari 8 minggu.
Ø Penyebab : trauma persalinan dan penjahitan robekan perineum.
Ø Cara mengatasi :
·      meletakkan potongan es diatas genetalia,
·      duduk didalam air hangat atau air dingin,
·      lakukan kegel exercise.
d.   HEMOROID
Ø Penyebab : wanita yang cenderung mengalami konstipasi, penanganan pembuluh darah pada bagian anus dan rektum pada saat meneran.
Ø Cara mengatasi: duduk diatas air hangat atau dingin, hindari duduk terlalu lama, banyak minum dan banyak makan makanan berserat, pemberian analgesik.
e.    NYERI PADA PAYUDARA
Ø 3 hal yang dilakukan pada upaya pencegahan :
·      pemberian ASI sedini mungkin,
·      pemberian Asi setiap 2-3 jam dan jangan memberikan bayi minum air atau suplemen lain,
·      gunakan kedua payudara secara bergantian ketika menyusui.
Ø Cara mengurangi masalah:
·      kompres air hangat pada payudara,
·      jika puting bengkak, perah secara manual,
·      Gunakan penompang yang baik,
·      beri paracetamol untuk penghilang nyeri,
·      perawatan payudara
PUTING SUSU
Ø Cara mengatasi :
·      tekhnik menyusui yang benar,
·      gunakan kantong sebelum menyusui.
MASALAH NYERI
v SEPSIS PUERPERALIS
Ø Cara mencegah : RS mempertahankan fasilitas dan peralatan yang baik, perawat melakukan tekhnik aseptik, dan ibu belajar perawatan diri yamg baik.
Ø Upaya berkelanjutan membutuhkan partisipasi semua personil RS.
Ø Sumber infeksi terbesar : tangan, hidung, dan mulut
MASALAH CEMAS
Ø Tingkat estrogen dan progesteron turun,
Ø keletihan saat bersalin,
Ø mengalami nyeri perineum, pembekakan payudara dan afterpain,
Ø post partum blues.


PERAWATAN PERINEUM
Ø Penghangatan dan berendam
Ø Tujuan: mengurangi ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi, mempercepat penyembuhan.
Ø PRINSIP UNIVERSAL :
·      mencegah kontaminasi dari rektum,
·      menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma,
·      membersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.
IV. PENCEGAHAN INFEKSI NIFAS
A. MASA KEHAMILAN
1) Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu.
2) Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.
3) Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
B. SELAMA PERSALINAN
     Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir :
1) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut.
2) Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.
3) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
4) Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan tranfusi darah.
5) Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker, yang menderita infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke kamar bersalin.
6) Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama.
7) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
C. SELAMA NIFAS
1) Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.
2) Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.
3) Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin.

















BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
     Masa Nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira - kira 6 minggu.
     Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan. Suhu 38 °C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur peroral sedikitnya empat kali sehari. Istilah infeksi nifas mencakup semua peradangan yangdisebabkan oleh mesuknya kuman-kuman kedalam alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas. Infeksi nifas pada awalnya adalah penyebab kematian maternal yang paling banyak,namun dengan kemajuan ilmu kebidanan terutama pengetahuan tentang sebab-sebab infeksi nifas, pencegahan dan penemuan obat-obat baru dari itulah dapat diminimalisir terjdinya infeksi nifas.
     Infeksi pada masa nifas diantaranya adalah : endometritis, parametritis, peritonitis, Infeksi pada perineum, vulva, vagina dan serviks, Salpingitis dan ooforitis, Septicemia dan piemia. Cara mengatasi masalahnya adalah : MASA KEHAMILANMengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu, SELAMA PERSALINANHindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut, SELAMA NIFASLuka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.