Kamis, 19 April 2012

metode puisi


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.      Kajian Tentang Pembelajaran Kontekstual Model Peranan Eksplorasi Pustaka
B.       Kajian Tentang Keterampilan Menulis Puisi
1.                Keterampilan menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Dengan menulis dapat mengungkapkan suatu perasaan, ide, dan gagasan yang dimiliki oleh siswa. Menulis merupakan suatu alat untuk berkomunikasi seseorang kepada orang lain. Menulis adalah melahirkan pikiranatau perasaan dengan menggunakan tulisan (Purwodarminto, KBBI: 2002).
Sedangkan Akhadiah (2002: 9) menyatakan pendapatnya bahwa menulis adalah suatu ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan alat – alat penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca.
Gorys Keraf dalam Asteria Denis (2008: 4) berpendapat bahwa menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide ke dalam bentuk lambang – lambang bahasa grafis. Menulis dilakukan untuk keperluan mencatat dalambentuk kata – kata dan komunikasi. Dalam kegiatan menulis ini, maka penulisharuslah memanfaatkan struktur bahasa dan kosakata. Keterampilan menulis menurut Byrne dalam St.Y.Slamet (2007: 141) pada hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol – simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata –kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilanmenulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulismelalui kalimat – kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas, sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengungkapkan suatu ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman – pengalaman hidupnya ke dalam bahasa tulis melalui suatu kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas, serta dengan aturan dan tanda baca yang jelas supaya dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan seperti halnya ketiga keterampilan berbahasa lainnya seperti menyimak, membaca, dan berbicara. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis melainkan harus melalui suatu latihan dan praktik yang banyak dan secara teratur.
Sehubungan dengan kompleksnya kegiatan yang diperlukan untuk keterampilan menulis, menulis harus dipelajari atau diperoleh melalui proses belajar dan berlatih dengan sungguh – sungguh.
Mengingat pentingnya keterampilan menulis tersebut dan manfaatnya bagi hari depan untuk para siswa, apalagi dalam era informasi yang serba cepat ini, bahasa sebagai informasi tulis, pemerintah melalui lembaga pendidikan dasar sampai perguruan tinggi mewajibkan para peserta didik untuk memiliki keterampilan menulis dengan baik.
2.         Keterampilan Menulis Puisi
       Menulis puisi merupakan kegiatan untuk melahirkan dan mengungkapkan perasaan, ide,     gagasan dalam bentuk tertulis dengan memperhatikan diksi,(pilihan kata), bentuk dan bunyi serta ditata seara cermat sehingga mengandung makna khusus sesuai dengan kondisi diri penulis dan lingkungan sosial yang ada di sekitarnya.
       Saini (1993:153) menyatakan bahwa menulis puisi dapat membuat seseorang menggunakan kata-kata secara konotatif, menyusun irama dan bunyi,menyususn baris-baris dan bait-bait dengan memperhatikan pengilangan serta tipografi yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan.Pedoman menulis puisi menurut Saini (1993:154) adalah penyair pemula (siswa) berusaha sebaik-baiknya menuliskan apa yang ada dalam hatinya dengan jelas dan kongkrit.Artinya, apa yang ditulis harus jelas bagi dirinya sehingga jelas pula agi orang lain.Apabila puisi yang ditulis siswa jelas, pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dipahami oleh penikmat puisi.
      3. Tujuan dan Manfaat Menulis Puisi
            Setiap hal yang kita lakukan, pasti memiliki tujuan. Sebab, akan sia-sia jika melakukan sesuatu tanpa tujuan. Berikut ini tujuan dan manfaat karya sastra, termasuk puisi, menurut beberapa filsuf Yunani Kuno.
a.      Menyenangkan dan berguna
Dulce et utile, itulah dalil Horatius. Dulce et untile berarti menyenangkan dan berguna. Karya sastra dianggap menyenangkan karena dapat memberikan kenikmatan dan penghiburan, serta berguna karena mampu memberikan manfaat yang lebih serius, misalnya, memberikan inspirasi dan penyadaran yang dapat mengubah pola piker seseorang dalam menyikapi suatu permasalan.
b.      “Mencuci” Emosi
Aristoteles mengungkapkan bahwa karya sastra dapat berfungsi sebagai katharsis. Artinya, mampu “mencuci” emosi. Selain itu, juga mampu melepaskan ketegangan jiwa serta membebaskan kesedihan atau tekanan perasaan, baik bagi pencipta maupun bagi penikmatnya.
c.       Santapan Jiwa
Plato berpendapat bahwa tema-tema karya sastra, seperti komedi dan tragedy, dapat dianggap sebagai santapan jiwa yang mampu merangsang emosi manusia. Selain itu menulis dan membaca puisi yang bermutu dapat memperkaya pengalaman batin kita.



4.        Mengatasi Kendala dalam Menulis Puisi
            Setiap kesuksesan harus diraih dengan kerja keras, termasuk mengatasi setiap kendala yang menghadang. Saat kita ingin menulis puisi, pasti ada kendala yang kita ketemui, bahkan pada saat baru mulai.

  1. Beberapa kendala yang bersumber dari orang lain.
Ø  Diolok-olok
Saat kita menul;is puisi dan hal itu diketahui oleh orang lain, bermacam-macam tanggapan yang mungkin mereka sampaikan. Tanggapan tersebut ada yang baik, namun ada yang berakibat buruk. Misalnya, kita dianggap sok puitis atau sok romantis, kurang kerjaan, dan hanya membuang waktu.
Ø  Lingkungan yang tidak mendukung
Selain mengolok-olok, orang lain juga dapat menjadi kendala tanpa mereka sadari. Misalnya, lingkungan yang terlau berisik, sehingga kita sulit berkosentrasi. Sebaiknya, anda membiasakan diri untuk menulis puisi di mana pun, dan bagaimana pun situasinya.
  1. Beberapa kendala yang bersumber dari diri sendiri
Ø  Merasa tidak berbakat
Banyak orang yang beranggapan bakat itu tidak ada. Kerja keraslah yang menentukan kita berhasil atau tidak. Kegagalan adalah sukses yang tertunda. Terserah, Anda percaya atau tidak. Jangan menyerah sebelum mencoba dan jangan menyerah setelah mencoba namun gagal. Pokoknya, jangan menyerah.
Ø  Tidak percaya diri
Olok-olok yang dilontarkan oleh orang lain dapat membuat kita menjadi malu, tidak percaya diri, dan enggan untuk menulis puisi lagi. Namun, lebih baik anda mencoba menerangkan kepada mereka tentang manfaat menulis puisi. Atau, tulislah sebuah puisi yang indah untuk mereka. Semoga mereka tertarik untuk ikut menulis puisi.
Ø  Tidak disiplin
Sering kali, kita merasa terlalu sibuk sehinggamerasa tidak sempat melakukan hal-hal yang kita sukai, termasuk menulis puisi. Padahal, relaksi itu perlu, untuk menyegarkan jiwa dan raga. Sebenarnya, kuncinya adalah disiplin. Sesibuk apapun, kita sempatkan diri untuk menulis puisi. Sehari satu puisi, atau hanya satu baris, tidak apa-apa. Yang penting, jangan malas dan mudah merasa bosan.
5.      Pengertian puisi
            Menurut Wirjosoedarmono (Pradopo, 1990:5), puisi biasa didefinisikan sebagai karangan yang terikat. Misalnya dikemukakan Wirjosoedarmono tersebut, puisi itu karangan yang terikat oleh banyak baris dalam tiap bait, banyak kata dalam tiap baris, banyak suku kata dalam tiap baris, rima, dan irama.
            Bagi Sapardi (Ebo, 2003:69-70), Puisi adalah keterampilan berbahasa, seni berkata-kata yang paling canggih. Di dalam puisi, setiap kata adalah sesuatu yang bermakna. Tidak ada yang mubazir dari apa yang dituliskan oleh penyair. Di situ letak keutuhannya, yaitu kelebihan puisi disbanding bahasa biasa atau karya sastra lainya.
            Lebih lanjut, Sapardi mengungkapkan bahwa puisi merupakan sebentuk cara untuk mengungkapkan sebentuk cara untuk mengungkapkan sesuatu yang banyak dengan cara yang paling sedikit. Bagaimana cara inilah yang menyebabkan tidak setiap orang mampu melakukannya. Di situ dibutuhkan kreativitas yang keterampilannya harus dilatih dan dapat membutuhkan waktu yang lama.

6.    Unsur-Unsur Puisi
            Setiap manusia pasti memiliki cirri-ciri tertentu yang membedakannya dari orang lain. Berdasarkan cirri-ciri tersebut, seseorang dapat mudah dikenali oleh orang lain.
            Demikian juga dengan puisi, memiliki ciri atau unsur-unsur yang khas. Unsur tersebut akan memudahkan kita mengenali sebuah puisi.
            Herman J. Waluyo (2000) Membagi unsur-unsur puisi ke dalam cirri-ciri kebahasaan puisi dan hal yang diungkapkan penyair. Menurut Waluyo, ciri-ciri kebahasaan puisi terdri atas pemadatan bahasa, pemilihan kata khas, kata kongret, pengimajian, irama (ritme), dan tata wajah. Sedangkan hal yang diungkapkan penyair dalam terdiri atas tema puisi, nada, dan suasana puisi, perasaan dalam puisi, serta amanat puisi.
7.     Ciri-ciri Kebahasaan Puisi
Ø  Pemadatan bahasa
Sebuah puisi bukan hanya sekedar deretan kata-kata yang tidak berarti, yang disusun menjadi kalimat dan paragraph. Bahasa puisi adalah bahasa yang dipadatkan sedemikian rupa oleh penulisnya. Hal itu membuat kata-kata dalam puisi seakan bernyawa sehingga mampu menyihit pembaca. Selain itu, Pemadatan bahasa juga membuat puisi kaya akan makna sehingga wajar saja jika timbul beribu tafsir untuk sebuah puisi.
Ø  Pemilihan Kata Khas
Penyair dapat diibaratkan seperti seorang koki yang sedang meramu bumbu-bumbu agar dapat menghasilkan masakan yang lezat. Bagi penyair, bumbu-bumbu tersebut adalah kata-kata yang diramunya, sehingga puisi yang ditulisnyasemakin bermakna.
Saat mencicipi, penyair berusaha mengganti kata-kata yang terasa hambar dengan kata-kata yang lebih segar. Tidak jarang seorang penyair membutuhkan waktu berhari-hari untuk menemukan sebuah kata yang dianggapnya paling pas. Selain itu, umumnya naskah asli sebuah puisi penuh dengan coretan sebab penyair berjuan keras untuk menemukan kata yang mampu mewakili pikiran dan perasaannya. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih kata untuk puisi adalah sebagai berikut:
Ø  Makna kias
Makna kias adalah makna konotasi dari sebuah kata atau frasa. Jadi makna kias hanyalah pencerminan dan bukan makna sesungguhnya. Makna kias banyak digunakan dalam karya sastra, termasuk puisi. Seorang penulis puisi menggunakan makna kias yang imajinatif untuk memperkuat dan memperkaya makna juga membuat puisi semakin indah. Selain itu, makna kias juga memperhalus bahasa.
Ø Lambang
Untuk mendapatkan makna yang lebih kuat dan puitis, Seorang penulis puisi dapat menggunakan lambing, yaitu menganti sebuah benda atau hal dengan benda atau hal lain. Lambang yang digunakan dapat bersifat umum (sudah banyak dikenal), namun dapat juga merupakan ciptaan pribadi seorang penyai. Sebuah lambing yang terdapat pada dua puisi yang berbeda, dapat menimbulkan arti yang berbeda.
Ø  Persamaan bunyi atau rima
Rangkaian kata-kata yang ditulis dalam sebuah puisi haruslah harmonis sehingga terdengar indah dan membuai pembaca. Misalnya, penyair dapat memilih kata-kata yang memiliki persamaan bunyi atau rima. Persamaan bunyi tersebut dapat berada pada baris yang sama maupun antarbaris. Persamaan bunyi yang berulang akan terkesan seperti mantra gaib yang mempunyai daya sihir. Selain itu puisi menjadi lebih mengalir dan puitis.
Ø  Kata konkret
Saat menulis puisi, ada keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara lebih konret atau berwujud. Oleh karena itu, dipilihlah kata-kata yang membuat segala hal terkesan dapat disentuh. Bagi penyair, hal itu dirasa lebih jelas. Namun, akibat lainya adalah pembaca dapat mengalami kesulitan menemukan makna yang ingin disampaikan penyair.
Ø  Pengimajian
Penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya. Pengimajian dapat berupa kata atau rangkaian kata-kata yang memperjelas apa yang ingin disampaikan oleh penyair karena menggugah rasa imajinasi pembaca. Pengimajian dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
a.       Imaji visual, yaitu menampilkan kata atau kata-kata tertentu yang menyebabkan hal-hal yang digambarkan penyair seperti yang dapat dilihat oleh pembaca.
b.       Imaji auditif (pendengaran), yaitu penciptaan ungkapan oleh penyair agar pembaca seolah-olah dapat mendengarkan suara seperti yang digambarkan penyair dalam puisinya.
c.       Imaji taktil (perasaan), yaitu penciptaan ungkapan yang kuat oleh penyair, sehingga mampu mempengaruhi perasaan pembaca. Bahkan, perasaan pembaca dapat larut mengurangi lautan imaji yang ditimbulkan oleh puisi.
Ø  Irama (ritme)
Di dalam puisi sering kita temui adanya pengulangan bunyi, kata, frasa, maupun kalimat. Hal itulah yang dinamakan dengan irama atau ritme. Irama dapat berupa pengulangan yang teratur dari suatu baris puisi sehingga menimbulkan gelombang yang terasa indah, seperti yang banyak terdapat pada puisi-puisi lama.
            Selain itu, irama dapat juga berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang pendek kata yang dilakukan secara berulang-ulang. Tujuan dari pergatian dan pengulangan tersebut adalah untuk menciptakan keidahan gelombang bunyi dari kata-kata yang serupa.
Ø  Tata wajah
Pada saat sekarang, tata wajah atau tipografi puisi semakin beragam. Bahkan sebagian penyair menganggap tata wajah sebagai unsure puisi yang paling penting. Oleh karena itu, sering sekali terjadi inovasi dalam hal tata wajah. Misalnya tata wajah seperti gambar yang berkaitan dengan judul maupun isis puisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar